PCIM Tunisia - Persyarikatan Muhammadiyah

 PCIM Tunisia
.: Home > Berita > Meluruskan Kiblat serta Mensinergikan Pergerakan Organisasi

Homepage

Meluruskan Kiblat serta Mensinergikan Pergerakan Organisasi

Jum'at, 08-04-2016
Dibaca: 1836

 

Oleh : Aries Ghifarie

Tulisan saya ini hanya sekedar refleksi buat para pengurus Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Tunisia yang baru saja diresmikan pada 26 Maret 2016 yang lalu. Meskipun baru seumur jagung dan dengan jumlah anggota yang terbatas tapi diharapkan kehadiran PCIM Tunisia selain menjadi wadah silaturahmi anggota Muhammadiyah juga dapat memberi manfaat bagi masyarakat Indonesia di Tunisia khususnya serta masyarakat Tunisia pada umumnya. Meluruskan kiblat hanyalah satu idiom untuk menyamakan persepsi, tujuan bersama didukung dengan niat sebagai perwujudan langkah berjuang dengan amal usaha di persyerikatan.

Mendirikan satu perkumpulan (organisasi) tentu membutuhkan komitmen, kesamaan pandangan serta membangun kerja sama (team work). Bila kita mencerna kembali ayat yang disebut sebagai salah satu motivasi KH Ahmad Dahlan mendirikan muhammadiyah adalah ayat ke 104 dari surat Al Imran. ‘’Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung’’.

Setidaknya ada tiga faktor utama yang harus direnungkan oleh para pengurus dan anggota, Pertama, adanya satu kelompok yang dibentuk dari komitmen masing individu-individu. Komitmen ITU bak pelita kecil yang menyala dan mengobarkan api semangat untuk perjuangan perkumpulan ke depannya. Ia serupa ikrar dua sejoli yang akan membina satu bahtera baru dalam rumah tangga yang mewajibkan kedua pihak menanggalkan kepentingan pribadi, berkorban untuk kebahagiannya yang lainnya.

Kedua, adanya kesamaan pandangan dan tujuan (goals), berorganisasi memang harus meletakan target dan tujuan yang akan dicapai. Bila sedikit menelisik pada Anggaran Dasar Muhammadiyah pada Pasal 6 dengan jelas disebutkan bahwa amal usaha yang dilakukan oleh Muhammadiyah harus mengerucut menegakan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga  terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Kata perwujudan islam yang sebenar-benarnya bukan hanya melalui pemurnian ajaran agama islam menuju bentuk keasliannya seperti yang selalu digembor-gemborkan Ar-Ruju’ Ila kitab wa Sunnah tetapi juga harus dipahami sebagai usaha untuk merekonstruksi semangat pembangunan masyarakat madani (civil society) seperti yang dibentuk nabi Muhammad SAW. Nurcholis Madjid memberikan ciri masyarakat madani yang berperadaban dengan lima hal utama antara lain: kesederajatan (egaliteran), menghargai prestasi, keterbukaan, toleransi dan musyawarah.

Ketiga, adanya kerja sama (team work), dalam surat di atas disebutkan dengan kalimat Amar Maruf Nahi Munkar, kerja sama dalam tim atau perkumpulan menjadi sebuah kebutuhan dalam mewujudkan keberhasilan bersama. Kerja sama juga harus dibangun dari pola komunikasi yang baik dan terkelola. Masing-masing bidang bersinergi, saling percaya dan saling menghormati pada tugas dan fungsi pekerjaannya. Kesinergian amal usaha dari masing-masing bidang pada akan banyak memudahkan target dan tujuan yang dicapai secara tepat, efektif dan efisien.

Pada akhirnya, berorganisasi pada intinya merupakan proses pembelajaran, utamanya adalah pembelajaran hidup, bersosialisasi, melatih, menerpa diri dalam satu komunitas. Seorang sosiolog Italia Antonio Gramschi menyebutkan pentingnya berorganisasi sebagai pengembangan intelektual secara organik. Dia membagi intelektual pada dua hal, tradisional dan organik, Mereka yang hanya berkutat dalam ilmu pengetahuan sesuai bidangnya masing-masing tanpa memperdulikan realitas sosial lingkungannya adalah yang disebut intelektual tradisional. Sebaliknya mereka yang tidak hanya berkutat pada ilmu pengetahuan belaka dan ikut memperdulikan realitas dan problematika sosial lingkungannya disebut intelektual organik (populis). Inilah semangat yang harus ditanamkan oleh para pengusung PCIM Tunisia, mudah-mudahan lahir dari komunitas yang kecil ini para intelektual-intelektual muda yang peduli dan memberikan sumbangsih untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan islam yang utamanya.[red]

Wallahu a’lamu bis shawab


Tags: PCI Muhammadiyah Mesir, PCI Muhammadiyah Taiwan, PCI Muhammadiyah Turkey
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Buletin Jumat



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website